Untuk temanku dan juga pemimpin kami . . . . . .
Eits…..jangan serius gitu . . . . !! Harus senyum dulu, baru aku lanjutin… hhehe *Walaupun senyuman kamu itu mengerikan… #upsS
Bapak pradana yang terhormat (meski belum dilantik) maaf karena saya sudah diam seribu bahasa selama hampir seminggu ini. *Sumpah nyiksa juga (biasanya cerewet sih).*
“Ini tiga harinya kita!”
Masih jelas kalimat itu di dalam ingatan saya yang lemah dan lemot ini. Ckikik…
Tenang…tenang… Saya tidak pernah merasa marah kepada pDimas… Hanya sedikit mengingatkan saja. Saya juga takut dosa kok! Dan saya juga tahu apa yang akan saya atau kamu atau kita dapatkan dengan kemarahan lebih dari tiga hari ini. Maka dari itu, saya jelaskan bahwasannya saya tidak sedikitpun marah kepada anda. (Tapi sepertinya anda yang marah dan mencaci saya…hemmm)
Dan dari apa yang telah dilalui bersama ada beberapa hal yang patut kita jadikan pembelajaran bersama. Ingat! Bapak yang satu ini sudah mendapatkan amanah yang lebih. Bukan waktunya untuk sensitive-an lagi. Bukan waktunya pula untuk sembarang berteriak dan marah.
NB : Jangan terlalu emosional ya pak……… Okey???!!! Nanti kalau tambah item pripun? Hhehe
Banyak bawahan bapak yang berasal dari kaum hawa (termasuk juga saya *numpang nampang*). Mereka dan juga saya tidak menyukai keadaan yang anda ciptakan ketika itu. Bentakan itu bagaikan pisau bagi mereka yang luka. HuuuuUUuuu *sekalian curcol*
Yukk kita bayangkan??!!!
“Cepet bisa gak? Kok malah pada rame sendiri sih!?” seru seorang gadis di tengah-tengah forum yang sedang memanas.
Ketika itu pula, ada seorang laki-laki yang terus membahs hal yang memang perlu disimak bersama di depan forum tersebut. Dan laki-laki inilah yang memimpin sekaligus bertanggungjawab atas segala yang terjadi.
Sang gadis merasa seruannya diabaikan. Wajahnya semakin redup dan tidak karuan lagi. Rasanya ingin berteriak namun itu mustahil baginya yang bukan siapa-sipa disana. Panik, kesal, sedih, dengan keadaan yang ia hadapi sekarang ini.
“Hei!! Gak usah bertele-tele!”
Lagi! Suara gadis itu hanya dianggap sebagai angin lalu. Karena jengkel, gadis itupun meninggikan suaranya dan menyudutkan laki-laki yang berada di depan agar ceramahnya yang bertele-tele itu segera dirampungkan saja.
Laki-laki itu tidak terima dengan apa yang gadis itu ucapkan. Ia murka dan membalas sudutan itu dengan perkataan tajam tanpa mengenal teman.
Karena sikap laki-laki itu, sang gadis menjadi terpuruk dengan emosi yang entah ingin berlari kemana.
Akhirnya dia berpamitan di depan forum kemudian keluar dengan rasa sakit dan tangis yang menghiasi wajahnya yang makin semrawut.
Ternyata…………… Gadis itu sedang berduka, dan temannya tidak tahu akan hal tersebut. Bahkan laki-laki pemimpin forum dengan teganya membentak si gadis yang memang sedang emosi karena suasana hati yang bergejolak.
Lalu...........................................................................................................................??????????
Kamu sendiri yang lebih tahu keadaan dikala itu. Niat kamu baik kok Dim. Tapi bukan ketika itu kamu mempergunakannya. Dia terkadang memang keterlaluan. Tapi sudahkah dia begitu bersalah hingga kamu merasa berhak untuk memperlakukannya seperti itu?
Jauh dari itu. Anda menganggap saya seperti apa?? Seperti boneka yang setiap saat berceloteh? Gadis cerewet yang sok dan tidak perlu didengarkan sama sekali? Atau seperti apa………???
Sudahkah kamu tahu kenapa saya keluar dari forum Kamis kemarin dan memutuskan untuk diam sampai sekarang ini???
Sudah kamu mengerti .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ???
Sepele Dim… benar-benar sepele.
Namun sesuatu yang kecil mampu menciptakan hal yang besar!!
Renungkanlah…………
Dan belajarlah dari semua pengalaman pahit yang kamu alami!
Saya BELUM BENAR-BENAR MAU BERBICARA pada bapak sebelum bapak mengerti . . . . . . . . .
Haruskah saya yang meminta maaf duluan….????
Semoga pDimas mau mencurahkan sedikit tentang kejengkelannya terhadap saya. Hhehe
Ayo pak…. Njenengan lho yang ngajak untuk terbuka.
Demi membangun pribadi yang lebih baik lagi. Setuju…???
*respon please*