håñya iniè . .

indah senyummu membuatku terpaku dan malu


tegas langkahmu menjadikanku maju tanpa ragu


tanganmu mungkin brutal dan menggepal

namun jarimu lihai mengalunkan keindahan dalam goresan dan petikkan


smua tak mengerti dan tak dapat memaknai nafasmu

terlalu banyak berhembus untuk menutupi duka dan pilu hatimu

luapan ingin tauku semakin mendalam


mencoba menguak di balik keacuhan sikapmu

berlaripun ku tempuh untuk mengejar itu


saat sinar matamu semakin mengobrak-abrik hatiku

kau pergi tanpa meninggalkan bayangmu untukku . . . . .